Selasa, 19 Januari 2016

Makalah Lingkungan & Interaksi Sosial “Juru Parkir”



TUGAS TULISAN SOFTSKIL


Hasil gambar untuk gunadarma


NAMA           : MUJAHID RAMADHAN
KELAS          : 4KA31
NPM               : 15111026
TUGAS          : MEMBUAT MAKALAH DENGAN TEMA 1 PROFESI


BAB I
PENDAHULUAN

I.1.  Latar Belakang

Makalah ini bertemakan “Lingkungan & Interaksi Sosial Profesi Juru Parkir”. Mengapa kami menganmbil tema ini? karena banyak orang yang berfikir menjadi juru parkir atau penjaga parkir itu banyak negatifnya, tapi disini kami tidak mengambil sisi negatifnya karena sesuatu hal itu pasti ada positifnya, maka kesempatan kali ini kami melakukan penelitian terhadap juru parkir yang berlokasi di Jalan Margonda Raya.

Menjadi juru parkir bukanlah perkara yang mudah karena meraka sampai harus rela kepanasan dan kehujanan hanya untuk sebuah penghidupan keluarganya, tapi ada juga orang memanfaatkan kesempatan ini untuk mendapatkan uang dengan cara yang mudah hanya bermodal fisik dan kegarangan, meraka adalah orang – orang yang tidak bertanggung jawab.

Berbeda dengan orang yang jujur dan tulus menjalani profesi ini, mereka pasti akan mementingkan keperluan orang lain. Seperti mengatur pergerakkan lalu lalang kendaraan yang melintas agar tidak mengalami kemacetan dan menolong orang yang membutuhkan penyebrangan jalan. Seperti apa yang kami lihat dari hasil observasi yang kami lakukan pada hari Senin 13 Oktober 2014.

I.2.  Tujuan

Dalam penulisan makalah ini, kami selaku penulis berniat untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta memberi semangat hidup. Seperti objek yang kami wawancarai dalam menjalani hidup apa adanya, serba kekurangan namun tetap mempunyai semangat untuk terus berjuang menghidupi anak dan istrinya dengan pekerjaan yang halal.

I.3.  Metode Penulisan

Setelah kami menentukan tema Lingkungan dan Interaksi Sosial, kami mencari nara sumber yang akan kami wawancarai dan observasi langsung ke lapangan untuk memeperoleh data serta referensi dari internet untuk melengkapi data.




I.4.  Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan makalah ini kami menguraikan sistematika penulisan  yang sesuai dengan persyaratan penyusunan makalah yang baik sehingga akan terlihat rapi dan teratur. Adapun sistematika tersebut sesuai dengan judul serta terbagi dalam berbagai bab perincian.


































  BAB  II
PEMBAHASAN

II.1.  Pengertian Lingkungan
Menurut Sartain (ahli psikologi Amerika), yang dimaksud dengan lingkungan itu meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life processes. Lingkungan sosial adalah tempat dimana berlangsungnya interaksi antara masyarakat dengan lingkungan. Sikap masyarakat terhadap lingkungan sosial dipengaruhi oleh nilai-nilai sosial yang terkandung dalam masyarakat itu sendiri. Jika nilai sosial tentang lingkungan berubah/terjadi pergeseran, maka sikap masyarakat terhadap lingkungan juga akan berubah/bergeser. Itulah sebabnya masyarakat dan nilai sosial selalu terlihat dinamis dan tidak bisa dipisahkan, terlepas dari baik dan buruknya lingkungan sosial. Lingkungan sosial memiliki pengaruh yang sangat besar dalam pembetukan kepribadian seseorang. Hal tersebut dapat terjadi karena lingkungan sosial akan memberikan input tentang nilai-nilai sosial dalam waktu yang relatif lama. Sehingga kepribadian akan cenderung sama dengan tempat tinggalnya. Lingkungan sosial ini biasanya dibedakan:
1.      Lingkungan Sosial Primer
   Lingkungan sosial di mana terdapat hubungan yang erat antara anggota satu dengan anggota lain, anggota satu saling kenal mengenal dengan baik dengan anggota lain. Contohnuya seperti keluarga.
2.      Lingkungan Sosial Sekunder:
Lingkungan sosial yang berhubungan anggota satu dengan anggota lain agak longgar. Contohnya seperti lingkungan sekolah, kantor, pasar, dsb.
II.2.  Pengertian Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antar individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok dalam proses-proses sosial di masyarakat. Hubungan timbal balik tersebut disertai dengan adanya kontak sosial dan komunikasi. Oleh karena itu syarat utama terjadinya interaksi sosial adalah:
1.      Adanya kontak sosial antar kedua belah pihak;
2.      Adanya komunikasi sosial antara kedua belah pihak.
Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang berdsarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di dalam masyarakat. Dengan adanya nilai dan norma yang berlaku, interaksi sosial itu sendiri dapat berlangsung dengan baik jika aturan - aturan dan nilai -nilai yang ada dapat dilakukan dengan baik. Jika tidak adanya kesadaran atas pribadi masing – masing, maka proses sosial itu sendiri tidak dapat berjalan sesuai dengan yang kita harapkan. Di dalam kehidupan sehari – hari tentunya manusia tidak dapat lepas dari hubungan antara satu dengan yang lainnya, ia akan selalu perlu untuk mencari individu ataupun kelompok lain untuk dapat berinteraksi ataupun bertukar pikiran. Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekamto di dalam pengantar sosiologi, interaksi sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial. Dengan tidak adanya komunikasi ataupun interaksi antar satu sama lain maka tidak mungkin ada kehidupan bersama. Jika hanya fisik yang saling berhadapan antara satu sama lain, tidak dapat menghasilkan suatu bentuk kelompok sosial yang dapat saling berinteraksi. Maka dari itu dapat disebutkan bahwa interaksi merupakan dasar dari suatu bentuk proses sosial karena tanpa adanya interaksi sosial, maka kegiatan–kegiatan antar satu individu dengan yang lain tidak dapat disebut interaksi.

II.3.  Profesi Juru Parkir

Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia bebas Juru parkir yang disebut juga sebagai Jukir adalah orang yang membantu mengatur kendaraan yang keluar masuk ke tempat parkir. Jukir juga berfungsi untuk mengumpulkan biaya parkir dan memberikan karcis kepada pengguna parkir pada saat akan keluar dari ruang parkir. Tarif parkir pada lokasi yang demikian biasanya tarif fixed, tidak tergantung waktu karena karcis tidak dilengkapi dengan waktu kedatangan dan waktu kendaraan meninggalkan ruang parkir. Perlengkapan utama seorang juru parkir adalah peluit, pakaian seragam, karcis, Rambu kecil stop yang dipasang pada suatu tongkat, atau tongkat dengan lampu berwarna merah bila bertugas pada malam hari, rompi yang memantulkan sinar (scothlite) yang penting bila bertugas pada saat malam hari.

Dalam kondisi perekonomian yang sulit ini profesi juru parkir semakin berkembang pesat.  Baik itu yang legal, yang ber-izin dispenda, apalagi yang ilegal. Namun juga tidak jarang orang yang merasa risih karena semakin menjamurnya tukang parkir. Yap, juru parkir dalam pengertian mereka yang tidak tahu atau pura-pura tidak tahu, sebenarnya tidak semudah membalikkan telapak tangan, tukang parkir mempunyai tanggung jawab yang besar dalam menjaga kendaraan di lahan parkirnya, bukan hanya untuk sekedar meniup peluit, teriak “teruuss…teruusss..hooop!”, lalu minta uang. Apabila terjadi sesuatu terhadap kendaraan di lahan parkir, yang bukan disebabkan karena kelalaian pengendara, sang juru parkir bertanggung jawab penuh terhadap apa yang terjadi disana. Sebagai contoh, misal ada kehilangan motor di lahan parkir, pengendara sudah mengunci motor dan meletakkannya sesuai dengan yang disarankan tukang parkir, lalu ternyata motor tersebut hilang. Siapakah yang bertanggung jawab? Tentu juru parkir.

Namun yang menjadi masalah saat ini adalah, minimnya pengetahuan tentang  “ilmu juru parkir”  tersebut pada juru-juru parkir yang ada saat ini. Mereka hanya mengejar uang, uang, dan uang. Hanya bermodalkan peluit, suara keras, sudah dapat uang. Sungguh nikmat sekali hidup mereka.


II.4.  Biografi Juru Parkir

Sesuai dengan observasi yang telah kami lakukan pada hari Senin 13 Oktober 2014 kami mewawancarai juru parkir yang berada di sebuah ruko printing ternama di kawasan Jalan Margonda Raya. Beliau bernama Asep Rahmat, lahir di Cianjur 04 Juni 1965. Beliau saat ini berusia 49 tahun dengan pendidikan terakhirnya adalah SMA (Sekolah Menengah Atas). Pekerjaan beliau saat ini adalah sebagai juru parkir. Beliau bertempat tinggal di Gang Mawar RT.01/03 Kelurahan Kemiri Muka Kecamatan Beji Kota Depok dan sudah berkeluarga serta memiliki 4 orang anak.

Sebelum bekerja sebagai juru parkir Pak Asep pernah bekerja di sebuah department store ternama di Indonesia sebagai supervisor. Faktor usia lah yang membuat Pak Asep memutuskan untuk menjadi tukang parkir. Beliau sudah menjalani pekerjaan dari sejak tahun 2010.

Dalam kesehariannya Pak Asep menjalani profesi ini dengan rutin sejak dari selesai makan siang hingga sekitar pukul 22.00 malam dengan penghasilan rata-rata dalam satu hari sekitar Rp.50.000,-.


II.5.  Wawancara Dengan Tukang Parkir

Setelah kami berbicara beberapa saat untuk memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan dilakukannya wawancara, dibawah ini merupakan kutipan dari isi wawancara kami dengan Pak Asep.

Kami               :  Namanya siapa pak?
Pak Asep         :  Nama Saya Asep Rahmat.
Kami               :  Bapak lahir dimana, bisa tolong disebutkan tanggal lahirnya?
Pak Asep         :  Di Cianjur, 04 Juni 1965.
Kami               :  Sekarang tempat tinggal bapak dimana?
Pak Asep         :  Gang Mawar Beji Di Depok.
Kami               :  Pekerjaan bapak saat ini apa?
Pak Asep         :  Inilah pekerjaan saya, jadi juru parkir.
Kami               :  Memangnya pendidikan terakhir bapak apa?
Pak Asep         :  Saya lulusan SMA dek.
Kami               :  Kenapa bapak memilih pekerjaan sebagai juru parkir?
Pak Asep         :  Karena faktor usia, saya kan sudah tua.
Kami               :  Sejak kapan bapak menjalani profesi ini?
Pak Asep         :  Sejak 2010, kira-kira sudah 4 tahun lah.
Kami               :  Apa pekerjaan bapak sebelum menjadi juru parkir?
Pak Asep         :  Saya dulu kerja di Matahari jadi Supervisor, banyaklah dulu   
   mah.
Kami               :  Biasanya bapak bekerja dari jam berapa sampai jam berapa?
Pak Asep         :  Yaa dari jam 2 sampai jam 10 malem lah.
Kami               :  Kira-kira pendapatan satu hari iu berapa pak?
Pak Asep         :  Dalam satu hari ya paling-paling cuma 50ribu.
Kami               :  Apakah bapak tidak ingin beralih ke profesi yang lain?
Pak Asep         :  Sudah tuntutan hidup dek, saya sudah berumur tidak mudah
   mencari pekerjaan.
Kami               :  Selama bapak menjadi juru parkir pernah kah mengalami
                           kesulitan atau kena razia polisi seperti itu pak?
Pak Asep         :  Alhamdulillah dek belum pernah.



II.6.  Peranan Retribusi Tukang Parkir dalam Lingkungan dan Interaksi
         Sosial

Menjadi juru parkir, mungkin tidak ada dalam benak kita. Mungkin kita akan berpikir jika profesi tersebut bukan termasuk profesi yang begitu penting. Tapi kenyataannya berbeda bayangkan bila tidak ada juru parkir, apa yang akan terjadi?

Pasti dijalan akan macet, semerawut dan tidak jelas, seperti apa yang kita sering lihat sekarang ini bukan hanya itu saja tindakan kriminal pun juga akan bertambah seperti Curanmor (Pencurian Sepeda Motor). Sebagai pengguna jalan serta kendaran, kita tidak mungkin mau bila ini terjadi dengan kendaraan kita sendiri walaupun itu hanya juru parkir jalan kita harus hargai mereka.


II.7.  Pro Dan Kontra Adanya Juru Parkir

Pro :
1.  Parkir yang sulit jadi lebih mudah
Parkir di Jakarta terkadang memang cukup sulit. Ada banyak tempat yang sepertinya cukup mustahil untuk bisa memarkirkan kendaraan disana, terutama dengan orang yang baru belajar menyetir. Nah, di sinilah peran juru  parkir sangat penting! Juru parkir akan memberikan instruksi parkir yang tentunya akan membuat  parkir menjadi lebih mudah.
2.  Dicarikan tempat parkir
Di luar negeri, mencari tempat untuk parkir itu adalah hal yang sangat sulit karena tidak tersedianya tempat untuk parkir dan tentu saja tidak ada juru parkir. Nah, di Indonesia masalah itu bisa diatasi, karena para juru parkir akan dengan senang hati mencarikan tempat parkir. Walaupun itu sebenarnya karena sebuah uang.
3.  Bisa bantu dorong-dorong mobil
Terkadang proses parkir akan terganggu dengan yang namanya parkir paralel. Parkir paralel adalah  adalah cara parkir kendaraan paralel dipinggir jalan, umumnya merupakan fasilitas parkir yang biasanya diterapkan dipusat kota, ataupun di kawasan permukiman yang tidak memiliki garasi. Nah, coba bayangkan jika tidak ada juru parkir. Tentunya hal ini akan sangat merepotkan karena harus mendorong-dorong mobil. Dengan adanya juru parkir, hanya tinggal menunggu dan duduk manis di dalam mobil ber-AC dan mobil-mobil yang parkir paralel akan langsung didorong oleh para juru parkir!

Kontra:
1.      Juru parkir tidak sepenuhnya bertanggung jawab terhadap kendaraan  yang diparkirkan
Mungkin diantara kita ada yang berpikir jika memarkirkan kendaraan ditempat yang telah disediakan oleh juru parkir akan aman-aman saja karena si juru parkir pasti akan menjaga kendaraan tersebut. Sesungguhnya itu belum tentu! Jika sampai kendaraan hilang atau lecet terkena goresan dari kendaraan yang lain maka juru parkir pun akan memasang muka tidak tahu menahu dan seakan-akan bersimpati atas kejadian buruk yang telah terjadi. Ketika sudah terjadi situasi semacam ini juru parkir mana yang mau bertanggung jawab. Dan juru parkir pun akan tetap terus meminta upahnya.

2.  Bayaran ditentukan oleh juru parkir
Pada umumnya, bayaran untuk juru parkir itu adalah Rp. 1,000 untuk motor. Tapi ada beberapa tempat dimana bayaran parkir ditentukan sendiri oleh juru parkir. Di daerah kota misalnya, parkir di pinggir jalan itu sekitar Rp. 3,000. Di Kemang lebih parah, karena biaya parkir di pinggir jalan bisa antara Rp. 5,000 sampai Rp. 20,000. Pokoknya biaya parkir terserah juru parkir.

3.  Muncul ketika ketika kendaraan akan segera meninggalkan parkiran
Salah satu kebiasaan lain juru parkir adalah muncul secara tiba-tiba ketika kita telah selesai memarkirkan mobil dan akan melanjutkan perjalanan kembali. Saat lagi bersusah-susah si juru parkir tidak nampak, dan ketika sudah waktunya untuk meninggalkan parkiran dan hendak membayar, tiba-tiba si juru parkir muncul entah darimana dan langsung meminta upahnya.

4.  Kemampuan memarkirkan kendaraan menurun
Inilah kontra paling besar dari adanya juru parkir. Diantara kita mungkin ada jadi cenderung percaya kepada juru parkir dan membiarkan kendaraannya diparkirkan oleh sang juru parkir. Secara tidak langsung kemampuan parkir sedikit demi sedikit akan menurun.

II. 8.  Hasil Perbandingan Antara Juru Parkir Jalan Dengan Juru Parkir
          Resmi

Ini adalah perbandiangan hasil dan resiko sebagai juru parkir yang kami dapat dari hasil Observasi pada hari Senin, 13 Oktober 2014 di 2 (dua) tempat yang berbeda.

            Data ini menunjukkan bahwa hasil para penjaga area parkir jalan (non resmi) cukup besar dari pada parkir resmi, hal ini menyababkan banyak orang yang mecari nafkah dari jalan ini karena mudah tidak perlu banyak pengalaman dan ijazah sekolah atau perguruan tinggi.




BAB III
PENUTUP

III.1. Kesimpulan

            Ketika seseorang memutuskan untuk menjadi Juru Parkir itu merupakan sebuah keputusan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya, tingkat pendidikan Juru Parkir rata-rata sangat rendah, sebagian besar tamatan sekolah dasar (SD) dan beberapa tidak mengenyam pendidikan dasar sama sekali, pendidikan rendah dan minimnya keahlian dan sempitnya lapangan pekerjaan membuat orang berniak untuk bekerja dan mencari uang dengan modal yang sedikit tapi hasil banyak seperti hal-nya menjadi Juru Parkir.

            Selain itu menjadi Juru Parkir bukanlah perkara mudah, karena meraka harus mempunya jiwa yang jujur, amanah dan siaga. Sebab bila terjadi sesuatu pasti merekalah yang menjadi orang no.1 yang paling bertanggung jawab untuk dimintai keterangan.

III.2. Saran

            Saran kami selaku penulis yaitu, mari kita sama sama menghargai mereka dan tidak menganggap remeh profesi ini dengan itu kita sudah termasuk orang yang peduli sesama. Serta juga bisa memberikan ruang usaha bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan disamping sulitnya mencari kerja pada saat ini.



sumber :

Perbandingan Profesi Dengan Bidang Yang Sama


TUGAS  SOFTSKIL


Hasil gambar untuk gunadarma


NAMA           : MUJAHID RAMADHAN
KELAS          : 4KA31
NPM               : 15111026


Perbedaan dan Persamaan Profesi Akuntan dengan Profesi Lainnya dalam bidang Akuntansi

Perkembangan profesi akuntansi saat ini masih sejalan dengan jenis jasa akuntansi yang diperlukan oleh masyarakat yang semakin lama semakin bertambah kompleks.gelar akuntan adalah gelar profesi seseorang dengan bobot yang dapat disamakan dengan didang pekerjaan yang lainnya.misalnya bidang teknik atau bidang hukum.secara garis besar Akuntan dapat digolongkan sebagai berikut:
1.      Akuntan Publik (Public Accountant)
Akuntan publik merupakan Akuntan independen yang memberikan jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu. Mereka ini bekerja bebas dan umumnya mendirikan suatu kantor akuntan. Seorang akuntan publik dapat melakukan pemeriksaan (audit), misalnya terhadap jasa perpajakan, jasa konsultasi manajemen, dan jasa penyusunan sistem manajemen.
2.      Akuntan manajemen
Akuntan manajemen merupakan sebuah profesi akuntansi yang biasa bertugas atau bekerja di perusahaan-perusahaan. Akuntan manajemen bertugas untuk membuat laporan keuangan di perusahaan
3.      Akuntan Pemerintah
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lembaga-lembaga pemerintah, misalnya di kantor Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pengawas Keuangan (BPK).
4.      Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik merupakan akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi, melakukan penelitian dan pengembangan akuntansi, mangajar, menyusun kurikulum pendidikan akuntansi di perguruan tinggi.
5.      Akuntan Intern (Internal Accountant)
Akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi. Akuntan intern ini disebut juga akuntan perusahaan. Jabatan tersebut yang dapat diduduki mulai dari Staf biasa sampai dengan Kepala Bagian Akuntansi atau Direktur Keuangan. Tugas mereka adalah menyusun sistem akuntansi, menyusun laporan keuangan kepada pihak-pihak eksternal, menyusun laporan keuangan kepada pemimpin perusahaan, menyusun anggaran, penanganan masalah perpajakan dan pemeriksaan intern.
v  Perbedaan Etika Profesi Akuntansi

1.      Akuntan Publik
Profesi akuntan ini lebih bersifat Bersifat Independent, dan memberikan jasa.
2.      Akutansi manajemaen
Profesi akuntan ini bersifat hat_hati dimana profesi akuntan ini bertugas membuat laporan keuangan.
3.      Akuntan Pemerintah
Profesi ini lebih kelembaga pemerintahaan.
4.      Akuntan Pendidik
Profesi tidak terikat tapi berjasa.
5.      Akuntan Intern
Profesi lebih keorganisasi.

Contoh jurnal profesi dalam beberapa bidang
Sumber :



NAMA        : MUJAHID RAMADHAN
NPM           : 15111974
KELAS       : 4KA31